tag:blogger.com,1999:blog-18130343764366244782024-03-13T22:08:23.970+07:00Pendidikan Anak Usia Dinianak usia dini, sekolah sentra, beserta segala pernak-pernik yang berhubungan dengannya.tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-11517560260913418092017-09-02T19:51:00.002+07:002017-09-02T19:51:35.079+07:00BELAJAR BERDAGANG, YUK<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdagang adalah profesi yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang pedagang. Istri beliau,
Khadijah Radhiyallahu Anha juga seorang pedagang yang sukses. Sebagian besar shahabat juga
berprofesi sebagai pedagang. Dan beliau memuji serta mendoakan pedagang. Lalu, bagaimana
dengan kita? Bagaimana dengan anak-anak kita? Seberapa pentingkah belajar
berdagang bagi anak? Mungkinkah anak usia dini kita ajarkan berdagang? Marilah
kita lihat ulasan berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berdagang dan Anak Usia Dini</span></b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perdagangan adalah satu urusan yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kesehariannya dapat dipastikan bahwa
anak melihat proses perdagangan itu berlangsung. Tatkala ibunya mengajaknya ke
pasar atau ke warung untuk berbelanja. Atau sekedar ia memanggil tukang jajan
yang lewat di depan rumah. Mereka tidak hanya melihat namun terlibat dalam
kegiatan perdagangan. terlebih apabila orang tua si anak memang berprofesi sebagai seorang pedagang. Sebelum kita membicarakan lebih lanjut tentang fungsi dan
manfaat berdagang bagi Anak Usia Dini, marilah kita cermati bersama, bagaimana
karakteristik anak Usia Dini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Anak Usia Dini, menurut pendapat
beberapa ahli pendidikan, adalah anak-anak yang berada dalam kisaran usia
hingga tujuh tahun. Meskipun ada yang berpendapat bahwa usia dini itu di bawah
antara 5-6 tahun, namun mereka sepakat bahwa <i>Golden Age</i> atau Usia Keemasan berlangsung hanya hingga usia 4-5
tahun. Yaitu masa yang sangat menentukan pembentukan karakter dan dasar-dasar
keilmuan bagi seorang anak. Masa dimana seluruh aspek perkembangan anak,
berkembang dengan sangat pesat, yang meliputi 3 aspek kemampuan dasar yaitu
motorik (fungsi gerak tubuh), kognitif (fungsi otak), bahasa. Dan 2 aspek
pembentukan perilaku yang meliputi nilai moral agama dan sosial-emosional. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Cara yang paling tepat untuk memberi
pembelajaran anak pada masa ini adalah melalui <i>learning by doing</i> atau <i>hands on learning</i>. Rasa ingin tahu
mereka yang besar akan terpenuhi bila kita memberi kesempatan kepada mereka
untuk memberdayakan seluruh indera mereka. Melihat, mengamati, mencoba dan
menyentuh langsung setiap obyek yang menarik perhatian mereka akan memuaskan
keingintahuan mereka. Mereka juga belajar dengan cara meniru atau mengimitasi
apa yang mereka lihat atau dengar. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Proses perdagangan yang dikemas dalam bentuk
permainan dalam komunitas yang cukup besar, akan sangat menarik perhatian mereka.
Anak akan terkesan dengan kegiatan ini. Dan akan menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi anak untuk memaknai perdagangan sebagai suatu proses kegiatan
yang menyenangkan. Serta memberikan stimulasi bagi mereka untuk mengembangkan
diri dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan
mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi Bermain Perdagangan Bagi Anak Usia Dini<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Coba kita amati anak-anak </span><span style="font-size: 16px;">yang sedang dalam rentang u</span><span style="font-size: 16px;">sia dini </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">saat bermain. Apa
yang kita lihat saat kita menyediakan di area bermain mereka seperangkat
permainan untuk berdagang? Secara alamiah, mereka akan memainkan peran
berdagang, sesuai dengan tahap usia dan pengalaman mereka. Anak yang terbiasa
diajak ke warung atau berbelanja di pasar, akan berbeda perilakunya dengan anak
yang terbiasa diajak ke mal. Dan akan berbeda pula dengan anak yang orang
tuanya memiliki warung atau pedagang. Anak seorang pedagang akan terlihat
sangat luwes melayani pembeli, saat mereka mengambil peran sebagai pedagang
dalam permainannya. Bagaimana mereka membungkus makanan, bagaimana mereka menghitung dan memberikan uang kembalian, dan sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari gambaran diatas, dapat kita
temukan beberapa hal dari fungsi bermain berdagang pada anak. Aspek-aspek
perkembangan anak akan terasah melalui bermain perdagangan, antara lain sebagai
berkut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi
motorik<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dengan belajar berdagang, anak harus aktif bergerak, memberdayakan
motoriknya untuk membeli atau menjual dagangan. Membungkus makanan atau
mengambil lembaran memerlukan keterampilan motrik halus dan fokus mata. Berjalan
menuju tempat perdagangan, mengangkat dan menjinjing belanjaan, adalah sebagian
dari gerakan motorik kasar. Dan sebagainya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi
kognitif<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam berdagang, anak belajar memahami konsep hitungan
seperti menghitung jumlah uang secara sederhana, mengenal mata uang, belajar
konsep sebab akibat, belajar untuk berfikir logis dan memecahkan masalah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi
bahasa<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat bermain perdagangan, secara otomatis anak akan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan bahasa yang dipahami oleh
teman-temannya<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi
sosial-emosional<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam permainan ini, anak harus dapat menahan diri untuk
memerankan fungsi sosial emosionalnya dengan baik. Mereka harus antri untuk
berbelanja. Atau mau mengalah dan menerima peran sebagai pedagang atau pembeli.
Mau berbagi tugas dan pearalan permainan. Atau bahkan membantu teman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Fungsi
nilai moral keagamaan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Peran guru atau orang tua dalam menanamkan nilai-nilai dan adab
berdagang, sehingga mereka dapat langsung menerapkannya dalam permainan.
Seperti menjadi pedagang dan pembeli yang amanah. Tidak boleh mengurangi
timbangan. Berbuat kasih sayang dan sopan saat berdagangan, dan sebagainya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam permainan ini, peran guru atau
orang tua adalah sebagai motivator, fasilitator dan penengah yang obyektif saat
terjadi perselisihan, dan sebagai teman bermain. Sehingga anak menemukan hikmah
dan pelajaran dalam permainannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tips Melaksanakan Bermain Perdagangan dengan Anak Usia Dini<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ada beberapa tips yang perlu Anda
terapkan saat ingin melaksanakan permainan perdagangan pada Anak Usia Dini
sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">1.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ajarkan
pada anak untuk memahami cara-cara berdagang seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah. Seperti berdagang dengan jujur dan amanah. Tidak boleh mengurangi
timbangan. Pedagang dan pembeli harus bermuamalah dengan ramah dan sikap yang
santun. Pembelajaran ini bisa dilakukan melalui membacakan buku cerita tentang
cara Rasulullah dan para shahabat
berdagang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">2.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Rencanakan
untuk membuat permainan perdagangan
secara riil bersama anak. Misalnya membuat pasar tradisional, berdagang sebagai
pedagang asongan atau bentuk perdagangan yang lain. Ajarkan pada anak konsep
mata uang dan nilai uang. Gunakan uang yang sebenarnya, bukan uang mainan, saat
mengadakan proses perdagangan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">3.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Libatkanlah
anak untuk mempersiapkan segala keperluan untuk berdagang. Seperti apa yang
akan dijual, peralatan apa yang dibutuhkan. Gunakan peralatan yang sederhana.
Arahkan anak untuk menentukan barang dagangan yang menarik bagi mereka. Kalau
perlu, libatkan anak dalam mengetahui jumlah anggaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">4.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Buatlah
juga pembagian tugas untuk anak. Ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli.
Beri pengertian bahwa semua tugas itu penting. Penjual tidak akan berarti bila
tanpa pembeli. Dan pembeli tidak akan mendapatkan barang kebutuhan bila tanpa
penjual.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">5.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Undanglah
kakak kelas di SD, apabila di sekolah Anda memiliki jenjang SD. Atau undanglah orang tua/wali murid untuk datang sebagai pembeli atau sekedar sebagai pengamat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">6.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tetapkan
aturan permainan dan libatkan anak dalam membuat peraturan tersebut. Ingatkan
anak untuk selalu mentaati peraturan yang sudah mereka buat sendiri dan disepakati bersama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">7.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah
acara selesai, mintalah anak untuk membantu berbenah sesuai dengan kemampuan
mereka. Jangan terlalu memaksakan pada anak untuk membenahi sepenuhnya. Karena
mereka juga sudah kelelahan dengan kegiatan perdagangan ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">8.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ajaklah
anak untuk melakukan evaluasi kegiatan
yang sudah dilaksanakan. Evaluasi ini dapat berupa tanya jawab tentang barang apa saja yang terjual, siapa saja yang datang untuk membeli, atau bahkan berapa banyak uang yang berhasil dikumpulkan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Calibri;">9.<span style="font-size: 7pt; font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Ajaklah
anak untuk membuat laporan kegiatan singkat dalam bentuk tertulis pada
pertemuan berikutnya. Baik itu berupa gambar, menjawab kuisioner yang disampaikan guru, ataupun memberikan keterangan lisan kemudian guru membantu mengaktualisasikan dalam bentuk
tulisan. Hal ini merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengecek
daya ingat anak dan kesan anak terhadap kegiatan yang telah dilakukan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pelaksanaan bermain
perdagangan bersama anak ini sebaiknya dilakukan di luar ruangan. Akan lebih
berkesan apabila kegiatan ini dilaksanakan satu hari pembelajaran, dimana dalam satu hari
tersebut, anak hanya melakukan permainan perdagangan tanpa ada kegiatan pembelajaran yang lain. Jadi, persiapan sebaiknya
dilakukan sehari sebelumnya. Sehingga anak merasa puas bermain dan menemukan
sesuatu yang sangat berarti bagi perkembangan mereka selanjutnya.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Semoga dengan permainan
perdagangan yang terencana dengan baik seperti tersebut diatas, akan menjadi
langkah awal bagi Anak Usia Dini untuk menyerap ilmu perdagangan. Agar kelak
menjadi pedagang yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
Note :</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
Tulisan ini telah diterbitkan di majalah Anak Sholeh</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
edisi Januari 2017</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
sengaja Penulis upload di Blog </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 3.3pt; text-align: justify;">
agar dapat dibaca oleh lebih banyak orang dan lebih bermanfaat </div>
<div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-68318417280868182662015-12-31T14:01:00.000+07:002015-12-31T14:22:13.793+07:00KESIAPAN SEKOLAH<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di
negara kita, pada umumnya, seseorang memasuki pendidikan sekolah mulai dari TK
hingga perguruan tinggi. Setelah melewati TK A dan TK B, diharapkan anak siap
untuk mengikuti pendidikan di SD. Dengan kesiapan itu, anak mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk berhasil mengikuti pendidikan pada jenjang
selanjutnya dibandingkan anak-anak yang belum memiliki kesiapan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pernyataan
di atas bukanlah tanpa alasan karena Lefrançois (2000) telah menyatakan bahwa
peserta belajar yang siap untuk belajar hal-hal yang lebih spesifik akan
mendapatkan pengalaman belajar yang lebih banyak yang kaya dibandingkan yang
belum siap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Istilah
kesiapan (readiness), dalam kamus Webster didiskripsikan sebagai:</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan mental atau fisik untuk bertindak atau menerima pengalaman y</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ang
tangkas/pantas, cakap, atau terampil. </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Immediate availability (Gredler,1992).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam
bahasan selanjutnya, istilah kesiapan dan kematangan sekolah mempunyai
pengertian yang sama, hal ini didasari oleh pendapat Piaget (dalam
Gredler,1992) yang menyatakan kedua istilah ini mempunyai pengertian yang sama
karena kesiapan tidak akan pernah dapat tercapai tanpa kematangan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk
bisa dikatakan siap, tentu saja ada kriteria-kriteria tertentu yang harus
dipenuhi. Ada beberapa pandangan dan tokoh yang memberikan sumbangan tentang
kriteria kematangan sekolah, diantaranya adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">David Ausubel (1962) mendiskripsikan kesiapan sekolah sebagai kondisi tertentu
yang tergantung pada pertumbuhan dan kematangan serta pengalaman sosial anak.
Menurutnya kesiapan sekolah adalah suatu kondisi di mana: </span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Anak dapat belajar dengan mudah tanpa ketegangan emosi. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Anak mampu menujukkan
motivasinya karena usahanya untuk belajar memberikan hasil yang sesuai.</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Strebel (dalam Mangunsong dkk, 1993) Mengemukakan tujuh kriteria kematangan
sekolah sebagai berikut:</span><br />
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Perkembangan fisik yang sudah matang. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Derajat ketergantungan terhadap orang
tua, terutama sejauh mana keterikatan anak kepada ibunya. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pemilihan tugas
sendiri sesuai dengan minatnya. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
maupun yang dipilih sendiri. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ketepatan prestasi kerja, sehubungan dengan
konsentrasi dan perhatiannya terhadap pelajaran. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Keteraturan dalam berpikir
daan bertingkah laku secara sosial, dalam bekerja kelompok dan teman-temannya. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Perkembangan mental yang dapat diukur dengan tes inteligensi dan tes
kematangan sekolah.</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal-hal
yang mempengaruhi kesiapan seseorang dalam belajar adalah kematangan fisik,
perkembangan keterampilan berpikir, dan adanya motivasi. Untuk mengukur
kesiapan, guru dapat mengukur melalui perkembangan emosi dan intelektual anak.
Selain itu juga guru perlu mengerti bagaimana anak belajar dan motivasi belajar
anak (Lefrançois, 2000)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan kata lain, kesiapan
sekolah merujuk kepada kondisi dimana anak telah memiliki kemampuan untuk
belajar dan terlibat dalam lingkungan sekolah tanpa merasa tertekan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada pendapat lain dikatakan bahwa karakteristik
anak siap sekolah tampak pada beberapa aspek minimal yaitu:</span><br />
<ul>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan
fisik. Motorik kasar dan halus sudah berkembang baik, </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kondisi kesehatan yang menunjang
proses belajar. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan kognitif, misal: mengenal warna dan bentuk, memahami
objek benda. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan bahasa, misal: sudah paham kata-kata, bisa berkomunikasi. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan emosi, misal: sudah bisa berpisah dari orangtua, mampu
mengendalikan emosi. </span></li>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Kesiapan sosial, misal: mau berinteraksi dengan teman
sebaya, bersikap positif terhadap orang lain.</span></li>
<li><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Memiliki pengetahuan umum </span></li>
<li><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Memiliki keahlian/practical life (kecakapan hidup) seperti misalnya cara membersihkan diri, memakai baju sendiri. </span></li>
<li><span style="font-family: Times New Roman, serif;">Pemahaman terhadap aturan</span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang
penting diingat oleh orangtua adalah p</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">erkembangan
setiap anak berbeda. Inteligensi hanya berperan kecil: anak pintar tidak
menjamin anak siap bersekolah. Pola asuh yang benar dan sehat di rumah serta pendidikan di sekolah yang </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 16px;">menyenangkan dan tidak membuat anak merasa tertekan</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">, memegang peranan utama dalam
perkembangan anak menuju kesiapan sekolah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesiapan
sekolah dapat dipelajari atau dibentuk, dalam hal ini keterlibatan orang tua
sangat diperlukan untuk mempersiapkan anak masuk sekolah.<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“No
child becomes ready for school on their own”<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">sumber :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;">
<br />
<ul>
<li><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dra Yuniar Marswati, psi, praktisi dan pengamat pendidikan anak.</span></li>
<li><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">web: </span><span lang="EN-US"><span style="color: blue; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><a href="http://episentrum.com/artikel-psikologi/" target="_blank">http://episentrum.com/artikel-psikologi/</a></span></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"> dengan sedikit perubahan</span></li>
</ul>
</div>
<div>
<span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><br /></span></div>
<div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-7044338369522192202011-06-07T15:08:00.000+07:002011-06-07T15:08:58.868+07:00CALISTUNG<!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style> <![endif]--> <div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Membaca, menulis dan berhitung atau biasa disingkat dengan <b><i>CALISTUNG</i></b>, sepertinya sudah tidak bisa lagi dipisahkan dari Pendidikan untuk Anak Usia Dini. Dari tahun ke tahun, masalah yang sama selalu muncul. Juga pertanyaan yang sama selalu ditujukan pada guru, penyelenggara sekolah atau praktisi Pendidikan Anak Usia Dini. Mengapa di sekolah ini anak saya hanya bermain? Kapan belajarnya? Kapan anak saya bisa membaca? Apakah sekolah ini akan menjamin anak saya bisa membaca? Begitulah kira-kira pertanyaan yang selalu muncul hampir di setiap saat. Membaca, menulis dan berhitung, seakan-akan menjadi satu-satunya hal terpenting dalam pendidikan bagi anak usia dini. Menjadi tolok ukur apakah satu lembaga pendidikan anak usia dini diminati orang tua atau tidak. Laris manis atau kekurangan murid. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Orang tua sering tidak menyadari bahwa ada banyak kemampuan dalam aspek perkembangan anak yang harus dicapai. Sedangkan membaca, menulis dan berhitung hanyalah salah satu pencapaian dari sebuah pembelajaran yang langsung bisa terlihat. Hal ini seringkali menyulitkan posisi sekolah-sekolah untuk anak usia dini, mengingat adanya perbedaan persepsi antara lembaga pendidikan prasekolah (PAUD atau TK) dengan orang tua dan Sekolah Dasar.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><h1 style="text-align: justify;"><span style="font-size: large;">Antara Fakta, Harapan dan Tuntutan</span></h1><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span>Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa Keemasan (<i>golden period</i>) atau Jendela Kesempatan (<i>window opportunity</i>) atau Masa Kritis (<i>critical period</i>)" karena periode ini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa 5 tahun pertama merupakan masa yang 'relatif pendek' dan tidak akan terulang kembali dalam kehidupan seorang anak. Karenanya, masa ini harus dimanfaatkan untuk membentuk anak menjadi anak yang berkualitas tinggi melalui berbagai kegiatan dan stimulasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Mengacu pada Tahap-tahap Perkembangan Balita, anak usia di bawah 5 (lima) tahun belum siap untuk belajar secara formal. Mereka masih butuh bermain sebagai sarana mereka untuk belajar tentang kehidupannya. Melalui permainan ini, seluruh kemampuan dasar mereka, seperti pembentukan karakter/akhlakul karimah, fisik, motorik, kognitif, sosial, emosional, bahasa, akan berkembang bila mendapatkan stimulasi yang benar. Mereka belum siap untuk duduk diam mendengarkan guru berbicara di depan kelas karena masa konsentrasi mereka masih sangat terbatas. (Rumus konsentrasi = usia anak X 1 menit). Setelah mengetahui rumus tersebut, kita dapat mengerti kalau mereka belum mampu untuk berdiam diri dalam jangka waktu lama. Sehingga akan sangat memberatkan kalau mereka dituntut harus belajar sebagaimana anak-anak dengan usia yang lebih matang. Bergerak, menyentuh, melihat, mendengar langsung adalah proses yang penting bagi balita untuk mempelajari sesuatu.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Bertolak belakang dengan tuntutan guru-guru serta penyelenggara Sekolah Dasar yang sangat menginginkan anak-anak TK yang mendaftar di SD mereka sudah mampu membaca, menulis dan berhitung. Alasannya, karena akan sangat merepotkan guru apabila anak didik mereka belum menguasai calistung. Mengingat kurikulum SD sudah sedemikian kompleks dan menuntut ritme yang cepat agar semua indikator pembelajaran bisa terlaksana seluruhnya. Tidak jarang pihak penyelenggara Sekolah Dasar mengadakan tes saringan untuk menjaring murid-murid yang sudah menguasai calistung. Akibatnya, orang tua murid menjadi sangat sibuk mempersiapkan anaknya menguasai calistung agar bisa diterima di SD favorit. Mereka tak segan-segan mengikutsertakan anak-anaknya dalam sebuah lembaga bimbel (bimbingan belajar) untuk menyelesaikan masalah tersebut. Atau memilih sekolah Taman Kanak-kanak yang mengajarkan calistung hingga putera-puterinya siap masuk SD. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, tidak sedikit lembaga pendidikan yang mengajarkan calistung dengan cara yang kurang tepat. Namun bagi orang tua, bagaimana prosesnya tidaklah penting. Apakah proses itu akan membuat anak terampas masa bermainnya atau tidak, bukan menjadi satu hal yang diperhitungkan. Yang terpenting, “Anakku bisa membaca dan diterima di SD Favorit”. Titik. Mereka tidak menyadari bahwa masa bermain yang terampas, kejenuhan karena terpaksa belajar yang belum saatnya, akan berdampak menurunnya prestasi belajar di kemudian hari. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perbedaan persepsi yang menimbulkan satu lingkaran yang harus diputus mata rantainya…</div></m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-40311155902685226162011-05-12T07:16:00.001+07:002011-05-14T10:27:16.454+07:00Sentra Standar<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Dari sekian banyak sentra yang dapat dikembangkan, ada standar minimal sentra-sentra yang diadakan dalam satu sekolah yang biasa dilakukan dan dapat merangkum semua kemampuan di satu sekolah, yaitu :</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><ul style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><li> Sentra Balok</li>
<li>Sentra Bermain Peran</li>
<li>Sentra Seni</li>
<li>Sentra Bahan Alam</li>
<li>Sentra Persiapan </li>
</ul><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
<b><span style="font-size: large;">Tujuan Umum Sentra</span></b><br />
Tujuan umum yang akan dicapai oleh setiap sentra yaitu :<br />
<ul><li> Anak mampu berkomunikasi dengan benar</li>
<li>Menumbuhkan kerjasama yang baik</li>
<li>Mengembangkan daya imajinasi dan fantasi anak</li>
<li>Mengembangkan rasa empati anak</li>
<li>Melatih anak menemukan sendiri sesuatu itu benar atau salah</li>
<li>Mengembangkan daya fikir anak</li>
</ul></div><br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;"><b>FILOSOFI SENTRA</b></span></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Masing-masing sentra memiliki ciri khusus dan filisofi yang berbeda-beda, sebagai berikut :<b><br />
</b></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
<span style="font-size: large;">Sentra Balok</span><br />
<br />
<ul><li>Memberikan pengalaman dan pemahaman kepada anak tentang konsep bentuk tiga demensi</li>
<li>Memberikan pengalaman dan pemahaman kepada anak tentang konsep ruang tiga demensi melalui membangun dengan menggunakan balok</li>
<li>Melatih anak menemukan sendiri dan memahami konsep keseimbangan bangunan</li>
<li>Melatih anak memahami konsep wilayah bangunan</li>
<li>Melatih kemandirian, kepercayaan diri dan keberanian anak untuk memutuskan dan memecahkan masalah dalam membangun</li>
<li>Menanamkan konsep matematika terutama yang berkaitan dengan bentuk (termasuk menyortir, mengklasifikasikan benda)dan ruang tiga demensi</li>
<li>Melatih fisik dan motorik kasar anak dan rasa tanggung jawab untuk mengambil an merapikann kembali balok yang sudah digunakan untuk membangun</li>
</ul></div><div class="MsoNormal" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
<span style="font-size: large;">Sentra Bermain Peran</span><br />
<br />
<ul><li>Melatih keberanian dan rasa percaya diri anak untuk mengaktualisasikan dirinya dalam permainan peran</li>
<li>Memberi kebebasan kepada anak untuk berekspresi memerankan suatu peranan atau karakter yang sudah pernah anak temui</li>
<li>Memberi rasa bahagia pada anak melalui permainan peran yang mereka ciptakan sendiri</li>
<li>Melatih motorik halus dan kasar anak melalui permainan-permainan yang ada di sentra</li>
<li>Memberi kesempatan pada anak untuk mengasah bakat dan minatnya terhadap sesuatu terutama yang berkaitan dengan peran</li>
<li>Melatih kemandirian dan tanggung jawab anak</li>
<li>Memberi kesempatan pada anak untuk memahami peran anggota keluarga</li>
<li>Melatih anak untuk menyortir benda (konsep matematika)</li>
</ul></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">Sentra Seni & Kreatifitas</span><span style="font-size: small;"> </span><br />
<ul><li><span style="font-size: small;">Melatih motorik halus anak</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Melatih anak untuk berkreasi dengan benda-benda, menciptakan bentuk benda yang baru</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Melatih sosial dan bekerjasama dalam menciptakan sesuatu</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Mengasah daya seni anak</span></li>
<li><span style="font-size: small;">Melatih anak untuk menuangkan imajinasinya menjadi satu karya nyata</span></li>
</ul></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">Sentra Bahan Alam</span><br />
<br />
<ul><li>Mendorong anak untuk bereksplorasi dengan bahan alam seperti air, pasir, tanah, biji-bijian, kayu, ranting, dll</li>
<li>Melatih motorik halus anak</li>
<li>Melatih koordinasi mata dan tangan anak yang dibutuhkan untuk kesiapan menulis</li>
<li>Merangsang syaraf taktil anak yang dibutuhkan untuk menulis</li>
<li>Melatih motorik kasar anak</li>
<li>Melatih kerjasama dan kemandirian anak</li>
</ul></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><br />
</div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><span style="font-size: large;">Sentra Persiapan</span></div><div class="MsoListParagraph" style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;"><ul><li>Mempersiapkan anak untuk mampu membaca, menulis dan berhitung dengan memperkuat pemahaman konsep membaca, menulis dan berhitung</li>
<li>Melatih kemampuan anak untuk membaca, menulis dan berhitung</li>
<li>Melatih motorik halus dan kasar anak</li>
<li><span style="font-family: Georgia,"Times New Roman",serif;">Melatih tanggung jawab, kerjasama dan kemandirian anak</span></li>
</ul></div><div class="MsoListParagraph"><br />
</div><br />
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="text-indent: -0.25in;"></div><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-19383359736140081852011-04-11T20:42:00.000+07:002011-04-11T20:42:28.875+07:00Berani itu adalah...<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">SATU HARI DI SEBUAH Kelompok Bermain…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Seorang murid, Azzam, terjatuh. Dan ia menangis meraung-raung memanggil ibunya. Ibu gurunya datang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan menanyakan apa yang telah terjadi. Melihat Azzam terluka dengan goresan kecil di lututnya, sang guru mencoba untuk membujuk Azzam. Namun Azzam tetap menangis meraung-raung. Hingga orang-orang yang mendengarnya merasa seakan-akan luka Azzam sangat parah. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Sakit ya, Nak?” kata sang guru sambil membimbing Azzam, mengambil kapas dan obat untuk luka.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sebelum kapas ditempelkan untuk membersihkan darah, raungan Azzam semakin mengeras. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Azzam, Ibu lihat lukanya kecil kok, Ibu bersihkan dan obati, Insya Allah akan segera sembuh.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kata-kata bu guru tak juga membuat tangisan Azzam reda. Apalagi dia meronta-ronta tak mau diobati.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Oke, kalau Azzam tidak mau diobati, baiklah.. tapi bu guru ingin Azzam dengarkan dulu bu guru. Dulu, Rasullah punya sahabat. Sahabat Rasulullah tersebut sedang sholat. Tiba-tiba ada musuh yang memanah sahabat tersebut hingga punggungnya terluka oleh panah. Darah mengucur. Banyaaak sekali… tapi dia tidak menangis. bahkan dia tidak merasakan sakitnya dan menyelesaikan shalatnya. Dia sahabat yang kuat dan berani.”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Suara tangis Azzam mulai terdengar pelan.</div><div class="MsoNormal">Melihat siasatnya mulai masuk ke hati Azzam bu Guru melanjutkan ceritanya dengan suara yang meyakinkan namun tetap lembut. </div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Terus ada lagi sahabat yang lain. Waktu Rasulullah sedang berperang dengan orang kafir. Seorang sabahat berperang. Tangan kanannya memegang pedang. Seorang musuh memenggal tangan kanannya hingga terpotong. Tangan kirinya segera memegang pedang dan dia tetap berperang menggunakan pedangnya di tangan kirinya…”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sampai di sini, Azzam menghentikan tangisannya.</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Bu guru tahu Azzam anak yang berani. Luka seperti ini, mah, keciiiilll… Sekarang Ibu boleh kan, mengobati lukanya…?”</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Azzam mengangguk. Dan ternyata, cerita bu guru sudah menarik murid-muridnya yang lain. Tak sadar saat bercerita tadi, teman-teman Azzam yang lain mengerubuti mereka dan meminta agar cerita tersebut dilanjutkan...</div><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-5271261928465394662011-02-09T17:16:00.001+07:002011-02-09T20:18:10.558+07:00Cinderella Tanpa Sepatu Kaca<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Andaikata, </span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Cinderella tak memiliki sepatu kaca,</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tapi hanya sandal jepit menghiasi kakinya..</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dan tak mengenakan indahnya gaun pesta,</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tapi hanya daster usang nan sederhana..</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">dan tak mengendarai kereta kencana</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tapi hanya sepeda ontel yang telah butut pula…</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">Apakah sang pangeran masih akan mencarinya ke seluruh pelosok negeri,</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif;">tuk dijadikan permaisuri?</span></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">**</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Hemm… Pikiran iseng. Tapi justru dari pikiran iseng inilah perenungan itu dimulai.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">**</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinderella oh Cinderella..</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Siapa yang tak mengenalnya?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Tepatnya, Princess Cinderella dan teman-teman Princess yang lain. Princess Snow White, Princess Aurora atau Sleeping Beauty, Princess Ariel, Princess Belle dan Princess yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Coba simak buku-buku <i>fairy tale</i> tersebut, maka akan anda temui kesamaan tema dari kisah para Princess. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“… Alkisah… di satu tempat yang indah, hiduplah seorang gadis cantik yang baik hati. Ia adalah putri saudagar kaya, atau di lain kisah, putri seorang raja…bla…bla…bla… dan seterusnya… dan seterusnya… Setelah melalui lika-liku cerita, maka akhirnya sang puteri diselamatkan oleh sang pangeran pujaan hati, yang tampan rupawan, lalu menikah dan hidup bahagia di istananya...” </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Illustrasi gambar yang bagus, kisah penuh impian. Khas cerita dari negeri dongeng. Puteri cantik, gaun indah, istana yang megah, pangeran tampan, peri yang baik hati… Menjadikannya makin menarik. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Ah.. namanya juga <i>fairy tale</i>. Namanya juga dongeng. Dan semua serba matre, bertabur syirik pula..</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Gadis-gadis kecil itu, yang duduk di bangku TK dan SD, demam Princess..!!! Dan sepertinya, tak ada diantara mereka yang tak mengenal para Princess itu selain hanya sebagian kecil saja. Mereka berkhayal menjadi Princess Cinderella, atau princess lain yang sesuai dengan impiannya. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mengapa? </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Apa sih yang menarik dari kisah-kisah tersebut hingga membuat para gadis kecil tersebut tergila-gila? Rasa penasaran ini mendorong untuk terus mengamati dan mencermati. Setelah membaca dan “menghayati” semua kisah Princess tersebut, ternyata…</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lihat saja. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Cinderella adalah putri saudagar kaya yang disia-siakan oleh ibu tirinya. Dalam satu babak cerita, sang pangeran, mengundang semua gadis muda untuk menghadiri pesta dansa untuk memilih calon permaisuri. Ibu tiri melarang Cinderella untuk datang ke pesta tersebut. Karena dia memiliki dua anak gadis. Dia sadar kalau sebenarnya Cinderella lebih cantik dan lebih baik hati dari kedua puterinya. Tentu saja. Dia tidak menginginkan Cinderella menjadi pesaing kedua puterinya. Dengan kehadiran dan bantuan sang peri pelindung, akhirnya Cinderella pun bisa pergi ke pesta dansa, dengan dandanan yang sangat fantastis. Sepatu Kaca, kereta kencana, gaun pesta yang indah. Tak ada satu pun diantara gadis-gadis yang hadir yang mampu menandinginya. Padahal semua itu hanya sihir yang akan hilang, kecuali sepatu kacanya, setelah lewat jam duabelas malam. Lalu bertemu pangeran pujaan hati, menikah dan tinggal di istana. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lain lagi kisah Princess Snow White. “Cermin ajaib, siapa yang paling cantik di negeri ini?” Pertanyaan narsis seorang ibu tiri yang ditujukan pada cermin ajaib.<span style="color: red;"> </span>Semula, cermin ajaib selalu menjawab bahwa dia adalah yang tercantik. Namun satu ketika, jawaban si cermin ajaib bukan lagi dirinya yang tercantik, melainkan Snow White. Kenyataan bahwa Snow White lebih cantik darinya, membuatnya murka. Maka dia pun melakukan tipu daya, untuk menyingkirkan Snow White. Mengetahui Snow White masih hidup di tengah sebuah hutan, mendorongnya untuk melakukan tipu daya yang lebih keji, menyamar sebagai seorang nenek yang sangat lemah dan butuh pertolongan. Berpura-pura memberikan apel sebagai ucapan terima kasih. Namun ternyata apel tersebut beracun, hingga Snow White tertidur selamanya setelah memakannya. Begitupun dengan Princess Aurora alias Sleeping Beauty yang tertidur karena menyentuh jarum pintal si nenek sihir jahat. Dan sihir yang menimpa kedua putri itu musnah berkat peranan sang pangeran pujaan hati.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan Princess Ariel, wujud sebelumnya adalah Mermaid atau Putri Duyung yang tinggal di dasar samudera. Sementara di permukaan samudera, seorang pangeran sedang berjuang mempertaruhkan nyawa karena kapalnya pecah. Ditengah laut yang sunyi, hanya ada Princess Ariel yang datang menolongnya. Dan selanjutnya bisa ditebak. Mereka saling jatuh cinta! Setelah melalui pertempuran dengan nenek sihir laut, Ariel pun bisa berubah wujud menjadi manusia dan hidup di istana bersama sang Pangeran yang telah membantunya mengalahkan nenek sihir. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Atau Princess Belle, putri saudagar kaya dan bertemu pangeran buruk rupa, yang sebenarnya adalah pangeran tampan dari satu kerajaan, dan akhirnya, toh, berubah kembali tampan, dan sebagainya.. dan sebagainya..</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Begitu memukau.. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Semua itu dimanfaatkan oleh para pengusaha yang jeli untuk membuat gadis-gadis kecil korban mode tersebut makin tergila-gila. Mulai dari tas sekolah bergambar princess, sampul depan buku tulis, penggaris, pensil, bahkan sepatu kaca, sandal, scarf, handuk, sayap peri beserta tongkatnya, hingga asesoris lain seperti gelang, kalung, cincin, giwang, bandana, jepit, dan lain-lain yang bernuansa pink berlogo princess. Semua itu laris manis diserbu oleh gadis-gadis kecil yang terobsesi. Jadi barang koleksi yang berujung pada timbulnya persaingan diantara mereka. Siapa yang memiliki koleksi paling banyak, paling lengkap, paling baru, paling… </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Berburu dari mal ke mal akhirnya menjadi satu ritual untuk melengkapi koleksi. Dan menguras dompet orang tuanya, tentu, untuk hal yang sebenarnya penuh dengan kemubaziran. Masya Allah…</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Lihatlah. Di sederet loker peralatan sekolah anak-anak perempuan itu. Tas sekolah atau sepatu atau kaos kaki bisa dibilang sebagian besar bergambar princess. Paling tidak berwarna pink. Tidak berbeda jauh dengan koleksi anak-anak laki-laki yang tergila-gila dengan karakter film robot, silat atau yang sejenisnya beserta pesawat, mobil, juga atribut lainnya. Semakin bergengsi sekolah mereka, semakin tinggi taraf hidup orang tuanya, semakin glamour dan mengerikan persaingan mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kalau anak-anak kecil dari kelas rendah itu tergila-gila, siapa yang salah?</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Anak-anak kecil itu, mereka tidak bersalah. Tapi kitalah yang salah. Kita tidak menyadari bahwa buku cerita dan tontonan mereka bisa berperan dalam membentuk karakter mereka. Mengarahkan mereka pada siapa mereka akan mengagumi, meneladani, mencontoh perilaku mereka. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Anak-anak yang dibesarkan dalam buaian mimpi semu. Ditambah pula, tontonan mereka sekarang ini. Film semacam Dora Emon, <i>fairy tale</i> yang diperankan Barbie, merupakan contoh tontonan yang dibumbui <i>magic</i>. Terkadang mereka juga ikut menikmati tayangan sinetron, yang hampir keseluruhan bertemakan senada dengan kisah <i>fairy tale</i>. Kaya, cantik, berebut harta benda atau wanita, saling fitnah, menghalalkan segala cara. Sungguh jauh berbeda dengan kenyataan hidup yang sebenarnya. Betapa banyak orang miskin di sekitar kita. Akibatnya, mimpi mereka ya tentu saja menjadi orang kaya, tenar. Maka tidak mengherankan kalau menjadi artis adalah impian mereka. Jalan pintas untuk menjadi kaya dan tenar bak para Princess. Dan bagi sebagian yang lain, mengharap-harapkan datangnya sang peri pelindung yang akan menolong mereka atau datangnya keajaiban tanpa mau berusaha keras. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Persaingan yang tidak sehat, jiwa-jiwa yang rapuh, tidak <i>survive</i>, materialistis. I<span class="Apple-style-span" style="line-height: 17px;">ndikasi ini sudah banyak terbaca,</span> menjadi bagian karakter generasi muda yang sering kita saksikan di sekitar kita. </span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"> </span><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Apa yang terjadi sekarang? Krisis idola, krisis keteladanan, krisis akhlak, dan krisis-krisis yang lain yang mengarah pada kehidupan yang semakin materialistis. Materi, dalam artian bahwa sekarang yang dikejar hanyalah EKSISTENSI dari sesuatu. Sesuatu yang langsung bisa terindera oleh panca indera. Kekayaan, kekuasaan, kecantikan. Semua berlomba-lomba untuk itu. Sebagian dari kita sudah melupakan ESENSI dari sesuatu. Sesuatu yang lebih bersifat spiritual dan maknawi. Itulah sebagian dari dampak era “Cinderella”. Bukan menyalahkan Cinderella semata, karena Cinderella hanyalah sekedar istilah atau satu contoh kasus. Tapi kitalah yang salah memaknai hidup. Parahnya, kesalahan memaknai hidup itu secara langsung maupun tidak, telah kita ajarkan pada anak-anak kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Mencermati lebih mendalam, sebenarnya cerita Princess itu tak sepenuhnya buruk. Ada nilai-nilai kebaikan juga di sana. Meskipun terkamuflase kalau tidak boleh dibilang terkalahkan oleh glamournya illustrasi gambar dan jalinan cerita yang menghanyutkan. Hingga pesan moral yang baik itu justru terabaikan. Asalkan kita menyempatkan sebagian waktu kita untuk menemani putera-puteri kita membaca, menjelaskan pada mereka tentang norma baik buruk, Insya Allah pesan moral dari setiap cerita yang dibaca anak akan tersampaikan, sementara keglamouran itu bisa teredam. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menjadi princess juga bukan hal yang salah. Kita bisa menyampaikan pada putera-puteri tercinta bagaimana <i>prince</i> atau <i>princess</i> yang sejati. Bahwa <i>prince</i> dan<i> princess</i> yang hakiki adalah yang memiliki bobot keimanan dan akhlaqul karimah yang berkualitas tinggi, cerdas, menghargai orang lain, <i>survive</i>, mandiri dan sebagainya. Bukan sekedar cantik jelita, kaya raya, bergaun indah, berkereta kencana dan sederet atribut materialis yang lain namun <i>skill</i>nya minimal dan akhlaknya mengkhawatirkan. </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Oh ya. Menjadi kaya raya juga bukan sesuatu yang salah kok. Bukan pula sesuatu yang diharamkan. Kalau kita membaca Sirah Sahabat, banyak diantara sahabat Rasulullah SAW yang kaya raya. Siapa yang tak kenal Abdurrahman bin ‘Auf yang barisan kafilah dagangnya menggetarkan bumi, binatang ternak dan kekayaannya yang lain yang tak terkira jumlahnya. Atau Utsman bin Affan, atau bunda Khadijah, seorang saudagar wanita yang sukses. Atau kakek Rasulullah, Abd Al Mutholib yang mengorbankan 100 ekor onta. Dan Rasulullah sendiri sebenarnya beliau adalah pemilik sekian hektar kebun korma di kota Madinah yang masih lestari hingga saat ini. Mereka kaya, namun tetap hidup bersahaja. Tidak menampakkan keglamouran. Juga membelanjakan hartanya untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Bernilai ibadah di hadapan Allah. Sedekah, menyantuni orang miskin atau orang-orang yang lemah, untuk <i>jihad fi sabilillah</i>... Karena pemilik kekayaan kelak akan ditanya, dari mana asalnya, dan untuk apa dibelanjakan. Karena </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">mereka sangat meyakini bahwa sesungguhnya harta mereka tidak seberapa. Hanya Allah lah yang Maha Kaya. Hingga tiada berguna berbangga diri dengan harta yang dimiliki. Itulah yang seharusnya diteladani.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Saat kita meluangkan waktu membaca buku cerita bersama putera-puteri tercinta, menjadi saat yang tepat untuk mengajarkan nilai-nilai yang Islami. </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Di saat-saat seperti inilah kita bisa menyelipkan pesan tentang siapa yang lebih pantas kita jadikan teladan. </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Selain mempererat hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dan buku-buku cerita Princess itu, hanya dijadikan sebagai bagian kecil dari daftar bacaan mereka. Sebagai selingan. Banyak buku yang seharusnya mereka ketahui dan mereka baca. Buku tentang Sejarah Nabi, suri tauladan sahabat, ensiklopedi, atau buku cerita karakter lain yang sekarang banyak beredar. Atau buku-buku yang bertema kisah inspiratif semacam Tetralogi Laskar Pelangi, misalnya, yang memberi inspirasi untuk berjuang dan <i>survive</i>. Bukan tidak boleh bermimpi. Namun mimpi untuk memperjuangkan hak kejayaan seperti itu sangat perlu ditumbuhkan. Selama kita bisa membentengi anak-anak kita dengan akidah yang benar, pengaruh buruk buku-buku atau tontonan yang berakibat pada keteladanan yang keliru, Insya Allah masih bisa diatasi.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Itulah artinya bahwa buku itu jendela dunia, pembuka cakrawala, pembentuk pola pikir anak bangsa. Hingga kita harus selektif memilih buku yang akan kita gunakan sebagai media belajar. Karena membaca itu harus. Allah SWT pun menyuruh kita untuk membaca, melalui firmanNya:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Iqra’ bismi Rabbikalladzii khalaq. Khalaqal insaana min ‘alaq. Iqra’ wa Rabbukal akram. Alladzi ‘allama bil qalam. ‘Allamal insaana maa lam ya’lam..” (Q S. Al ‘Alaq : 1-5)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menjadikan. Menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang mengajar dengan qalam. Dia yang mengajari manusia sesuatu yang tidak diketahui.”</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Menurut tafsir, makna membaca yang terkandung dalam surat Al Alaq tersebut, bukan hanya buku yang harus kita baca. Tapi seluruh alam semesta ini beserta makhluk yang menghuninya, kita harus pandai-pandai membacanya. Agar kita mampu memaknai sesuatu, membaca esensinya, bukan hanya sekedar mengindera eksistensinya. Dan selanjutnya, makin mengimani Penciptanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Wallahu a’lam bishshowab</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">**</span></div><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-9959918644307487392011-01-24T00:08:00.000+07:002015-12-31T16:28:36.362+07:00FILOSOFI SEKOLAH SENTRA<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Program pembelajaran dengan sistem sentra didasarkan pada keyakinan bahwa anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep kelas yang berpusat pada anak akan mendorong anak-anak bereksplorasi, memelopori dan menciptakan. Guru menggunakan pengetahuan yang sesuai mengenai perkembangan anak untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, menyediakan bahan ajar dan juga menyusun tujuan yang sesuai bagi masing-masing anak, menanggapi minat anak, menghargai kelebihan-kelebihan dan kebutuhan setiap anak, menjaga keingintahuan alami yang dimiliki anak agar tetap hidup dan mendukung pembelajaran bersama.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Sekolah yang di setting dengan metode sentra memiliki kekhasan dalam hal pengaturan ruang belajar maupun managemen kelasnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Pengaturan ruang belajar di sekolah sentra, berbeda dengan sekolah yang menggunakan sistem klasikal yang seringkali kita temui. Sekolah Klasikal, menempatkan semua bahan ajar dalam satu kelas, dengan seorang atau dua orang guru yang mengajar serta bertanggung jawab untuk mengembangkan semua indikator kemampuan di satu kelas. Bila dalam satu sekolah ada beberapa kelas dengan jenjang yang sama, maka proses pembelajaran antar satu kelas dengan kelas yang lain mungkin akan memiliki beberapa perbedaan. Mengingat guru dari masing-masing kelas berbeda, memiliki gaya mengajar, standar pribadi serta pemilihan alat peraga yang berbeda. Sehingga memungkinkan kemampuan yang dicapai anak pun akan nampak perbedaannya. Sekalipun indikator dan target pembelajaran untuk satu sekolah sudah membakukan satu standar yang sama. Selain itu, apabila dalam satu sekolah memiliki beberapa kelas parallel, secara otomatis harus menyediakan alat peraga dengan jenis dan jumlah yang sama untuk setiap kelas parallel. Dengan demikian, kepemilikan alat peraga dari satu sekolah menjadi kurang efisien.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedangkan di sekolah sentra, pengaturan ruang belajarnya tersusun dalam beberapa sentra atau pusat kegiatan yang berisi berbagai macam bahan ajar bagi kebutuhan anak untuk bereksplorasi dan bermain. Pusat kegiatannya pun bervariasi antara satu kelas dengan kelas yang lain. Gambarannya, sekolah sentra lebih mirip dengan laboratorium-laboratorium di sekolah menengah. Namun jangan salah, sekolah sentra ini sesungguhnya tidak terlalu terpancang dengan dengan keberadaan ruang kelas. Hanya sentra tertentu yang membutuhkan ruangan yang cukup luas, seperti misalnya sentra balok dan sentra bermain peran. Bahkan ada sentra yang sangat baik bila ditempatka di luar ruangan seperti sentra eksplorasi atau sentra bahan alam. </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;">Beberapa sekolah bahkan tidak memiliki ruang untuk setiap sentra. Untuk memisahkan sentra satu dengan sentra yang lain, cukup dengan memasang loker-loker sebagai penyekat ruang sentra sekaligus sebagai lemari penyimpanan peralatan sentra. Kebutuhan akan meja dan kursi pun sangat minim. Hanya sentra persiapan, sentra seni dan kreatifitas yang kadang membutuhkan meja dan kursi. Itu pun tidak harus sejumlah anak yang hari itu belajar di sentra tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Setiap pusat kegiatan yang berbeda tersebut, diampu oleh guru yang berbeda pula. Hal ini akan memotivasi guru lebih fokus dalam mengembangkan setiap pusat kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Dari sisi anak, akan membuat dia beradaptasi dan bersosialisasi dengan banyak guru dengan karakter yang berbeda-beda. Hal ini sangat penting bagi perkembangan sosial anak. Dari sudut pandang penggunaan alat peraga pun akan lebih efisien karena masing-masing alat peraga akan ditempatkan dalam satu sentra tertentu sesuai fungsi dan tujuannya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Dalam setiap harinya, anak akan belajar dengan cara berpindah dari satu sentra ke sentra yang lain (<i>moving class</i>). Dan setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk belajar di setiap pusat kegiatan sesuai dengan jadwal belajar yang sudah dipersiapkan. Jadwal ini akan mengatur, ke sentra mana hari itu satu kelompok anak akan bermain. Pengaturan jadwal ini penting selain agar setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati sensasi belajar di setiap sentra, juga memberi rambu-rambu pada guru sentra untuk menyiapkan materi yang sesuai dengan kelompok anak yang akan masuk ke sentranya. Kelompok B, kelompok, A atau kelompok bermainkah yang akan belajar di sentranya hari itu? Maka sang guru pun harus menyiapkan materi ajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan karakteristik masing-masing kelas. Karena, kadang ditemui, misalnya, anak kelompok B1 dengan B2 memiliki karakteristik kelas yang berbeda. Dengan usia atau masa tahap perkembangan yang sama, mungkin kelompok B1 adalah kelas yang aktif sedang kelompok B2 memiliki karakteristik sebaliknya. Atau masing-masing memiliki percepatan belajar yang berbeda.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Kekuatan pelaksanaan sistem ini terletak pada konsistensi peraturan yang dibuat dan disepakati murid, komunikasi yang produktif, di samping materi ajar yang terkonsep secara kreatif dan variatif. Uniknya, peraturan-peraturan itu dibuat dan disepakati oleh murid-murid sendiri. Mengapa begitu? Menurut pengamatan dan pengalaman, peraturan yang dilontarkan oleh anak, dengan bahasa yang mereka buat sendiri, akan lebih mereka pahami dan patuhi. (Mengenai komunikasi produktif itu, akan kita uraikan di pokok bahasan yang lain. Insya Allah)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><br />
</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;">Peraturan-peraturan ini biasanya diucapkan dan disepakati bersama setiap akan memulai belajar di sentra. Tidak harus sama persis setiap harinya. Mungkin dari pengalaman bermain di hari sebelumnya, anak-anak menemukan aturan lain yang mereka anggap perlu, hal itu bisa saja terjadi. Dan seyogyanya guru menghargai pendapat tersebut selama tidak bertentangan dengan aturan umum.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><br />
<o:p></o:p></span></span></div>
<h1 style="text-align: justify;">
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif; font-size: large;">PERAN GURU SENTRA</span></h1>
<div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="text-align: justify;">
</div>
<ul style="font-size: medium;">
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru sentra bukan menjadi <i>center</i> atau pusat ilmu pengetahuan sedang anak hanya menjadi pendengar dan pemerhati apa yang disampaikan oleh guru. Tapi guru sentra lebih berperan sebagai seorang observer dan motivator sedang anak lebih aktif menjelajah, bereksplorasi dan menemukan sendiri pengalaman belajarnya</span></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru harus memahami tahap-tahap perkembangan anak. Apa yang normal bagi mereka dan apa yang tidak normal. Apa yang mereka bisa dan apa yang tidak bisa. Apa yang mungkin mampu mereka lakukan atau yang tidak. Apa yang bisa diharapkan dari anak. Dan bagaimana mengatasi berbagai gaya belajar, berbagai jenis kecerdasan dan berbagai kecenderungan lain dari anak.</span></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru harus datang lebih awal untuk bisa bertemu dengan anak didik yang datang terlebih dahulu. Guru bisa memanfaatkan waktu ini untuk lebih mengenali anak didiknya. Selain itu, guru juga bisa melakukan pengecekan kesiapan mengajarnya.</span></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru harus memiliki aturan main untuk masing-masing sentra. Materi dan kelas harus merangsang anak untuk menjelajahi, memanipulasi dan menyelidiki yang sesuai dengan keinginan, bakat dan minat anak. Struktur sentra harus mendorong rasa ingin tahu anak.</span></span></li>
<li><span class="Apple-style-span" style="font-size: 16px; line-height: 18px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;">Guru mengatur ruangan dan jadwal untuk satu hari atau satu pekan. Diskusikan aturan / batasannya, rutinitas dan masa transisi yang sesuai dengan kebutuhan anak. Biarkan materi dan anak melakukan pembelajaran, sementara guru memberikan kata-kata dorongan, pertanyaan, dukungan moral, pemahaman dan mendengar aktif.</span></span></li>
</ul>
<br /></div>
<span style="line-height: 115%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Satu hal lagi yang perlu diingat, bahwa kesuksesan belajar bukan diukur oleh bagaimana </span><i><b>HASIL BELAJAR</b></i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">, namun lebih mengacu pada </span><b><i>PROSES BELAJAR</i></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"> dari anak-anak tersebut.</span></span></span><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-10382500908341036922011-01-11T09:05:00.000+07:002011-01-11T09:05:08.740+07:00APAKAH SENTRA BELAJAR ITU?<h2><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small; font-weight: normal;">Sentra berasal dari kata </span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><i>centre</i></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small; font-weight: normal;"> yang artinya pusat.</span></span></h2><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sentra belajar merupakan satu sistem pengelolaan kelas yang terpusat pada satu kegiatan yang ditangani oleh satu orang guru secara khusus. </span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sistem sentra menganut prinsip-prinsip dasar pemikiran teori <b><i>Jean Piaget</i> </b>yaitu : </span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">“Anak-anak hendaknya dapat melakukan percobaan sendiri, penelitian sendiri. Guru dapat mengarahkan mereka dengan menyediakan alat-alat yang tepat. Tetapi yang paling mendasar adalah bahwa anak mengerti tentang sesuatu. Anak harus membangun dirinya dan menemukan dirinya."</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Dalam rangka membuat kelas yang sesuai dengan perkembangan anak, sentra dimana anak melakukan aktifitas menjadi penting. Ingatlah bahwa bermain merupakan cara utama dan merupakan indikator pertumbuhan mentalnya. Jadi kebanyakan sentra memang merangsang anak untuk bermain (sambil belajar) dengan berbagai materi serta alat permainan yang sesuai dengan masing-masing anak dan kelompok.</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Area belajar di sentra didesain untuk memikat anak dan memotivasi mereka melalui interaksi dengan berbagai materi dan alat yang sesuai dengan perkembangan anak. Anak-anak boleh memilih kegiatan yang sesuai dengan minat mereka sehingga pada akhirnya mereka akan menjadi pelajar yang aktif dan interaktif. </span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal"><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif;">Sentra sebaiknya bukan tempat aktifitas dimana anak mengerjakan tugas guru. Sentra juga sebaiknya tidak menjadi tempat yang penuh instruksi dimana anak bekerja dengan satu orang dewasa yang bertanggung jawab dan memberi instruksi kepada anak. Sentra sebaiknya dipergunakan untuk mengerjakan aktifitas tenang dan mandiri.</span></div><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1813034376436624478.post-42955946342803365492011-01-05T11:42:00.000+07:002011-01-05T11:42:11.266+07:006 kesalahan orang tua dalam mendidik anak<div class="MsoNormal">Setiap orang tua memiliki cara yang khas dalam berinteraksi dengan buah hatinya. Bagaimana cara mereka mengungkapkan perhatian, kasih sayang, bahkan amarah ataupun teguran. Dalam berinteraksi dan mendidik anak <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>tersebut, bisa jadi orang tua melakukan kesalahan. Apakah kita pernah melakukan salah satu atau beberapa dari kesalahan tersebut? Mari kita lihat…</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> <span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>harapan negatif</b></span></span></span></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Tekanan yang paling kuat dalam diri manusia adalah harapan. Harapan, kita komunikasikan lewat kata-kata dan bahasa tubuh. Anak-anak menginternalisasi harapan itu sehingga menjadi bagian dari dirinya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Cotohnya; jika orang tua percaya bahwa anak tidak akan berhasil dalam menyelesaikan soal matematika yang sulit, orang tua akan menyampaikannya dengan cara apapun dan mungkin tanpa kita sadari. Anak mulai meragukan kemampuannya untuk menjawab soal matematika tersebut dan bertingkah laku yang sesuai dengan harapan kita. Yaitu anak gagal menyelesaikan soal matematikanya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>standar yang terlalu tinggi</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Kita seringkali menentukan standar yang terlalu tinggi untuk dicapai anak kita. Kita ingin kamarnya rapi sekali. Setiap lembar rambut di kepalanya harus tersisir rapi. Mereka harus sukses di sekolah, olahraga, pekerjaan rumah, dll. Kita menyampaikan harapan kita kepada anak untuk selalu melakukan yang terbaik. Kita menjadi jarang puas dengan prestasi anak. Kita menuntut anak untuk berprestasi lebih dari kemampuan dan usianya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>menumbuhkan kompetisi antar saudara kandung</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Orang tua sering tidak sadar kalau mereka menumbuhkan kompetisi antar saudara kandung. Kita sering memuji anka yang berhasil sementara kita mengabaikan atau mengkritik anak yang gagal. Membandingkan mungkin saja kita ungkapkan dengan gerakan atau ungkapan wajah dan juga kata-kata yang semua sama efektifnya<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk menumbuhkan kompetisi.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Kompetisi antar saudara kandung<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>memiliki dampak terhadap kelebihan dan kekurangan anak. Anak-anak kadang menjadi terampil di bidang yang saudara kandungnya tidak bisa. Anak yang sama mungkin tidak akan mencoba kegiatan yang dilakukan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>saudara kandungnya karena mereka merasa tidak akan berhasil.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Kejadian lain yang bisa saja terjadi, jika anak yang pada awalnya memiliki prestasi di bawah saudara kandungnya kemudian prestasinya berubah. Hal ini tentunya membuat posisi saudara kandung yang berprestasi terancam. Biasanya secara temporer, saudara kandung yang berprestasi akan menurun kualitas belajar dan tingkah lakunya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>ambisi</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Orang tua yang terlalu berambisi, ingin selalu menjadi orang tua yang terbaik. Untuk mendapatkan posisi terbaik, orang tua juga memaksa anaknya untuk juga menjadi yang terbaik. Sikap ambisius ini juga menular pada anak-anaknya. Mereka tidak akan mencoba kalau tidak akan menjadi yang terbaik. Mereka takut mengalami kegagalan. Takut tampil tidak sempurna.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Ada juga orang tua yang tidak ingin anaknya ambisius, namun komentarnya mendorong anak untuk ambisius. “Kamu harusnya bisa lebih baik nilainya kalau kamu belajarnya lebih rajin.” Atau “Kalau nilai kamu begini terus, hebat deh.” Komentar seperti ini memberi pesan kepada anak bahwa kamu berharga jika kamu sukses. Jadi orang tua yang ambisius mengungkapkan kepada anak ketidakpuasannya dan berapa pun nilai anak tidak pernah cukup.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> <span class="Apple-style-span" style="font-size: large;"> </span></span></span></span><!--[endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>standar ganda</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Orang tua tahu bahwa mereka memiliki kewajban dan juga hak . Namun seringkali orang tua<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>melupakan hak anak dan lebih ingat akan kewajiban anak. Ibu menginginkan anak selalu meletakkan barang-barangnya di tempatnya.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Namun di ruang tamu penuh dengan majalah wanita<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dan barang-barang ibunya yang tidak diletakkan di tempatnya. Anak dituntut untuk selalu membantu pekerjaan rumah tangga. Sementara ayah karena sudah lelah bekerja, setelah pulang kerja diperbolehkan untuk tidak membantu pekerjaan rumah tangga. Orang tua lupa bahwa sekolah dan bermain adalah pekerjaan anak.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">Dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>diperlakukan berbeda, anak akan menangkap pesan ada hak-hak khusus yang tidak diperoleh anak. Anak menangkap kesan bahwa mereka tidak berharga di dalam keluarga. Pada akhirnya anak juga tidak akan berminat mengerjakan pekerjaan rumah tangga.</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span class="Apple-style-span" style="font-family: 'Helvetica Neue', Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><b>serangan kata-kata</b></span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Kata-kata yang kita lontarkan kepada anak tanpa sadar memberikan penilaian bukan penyemangat anak. Seringkali kata-kata yang kita ucapkan adalah pujian yang isinya komentar yang mengungkapkan penilaian dan pendapat kita sebagai orang tua. Komentar seperti ini membuat anak tergantung pada pendapat orang lain. Bukan menjadi percaya pada dirinya.</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpLast">Baik disadari ataupun tidak, mungkin kita pernah melakukannya...</div><div class="blogger-post-footer">PAUD Sistem Sentra</div>tati abdurrohmanhttp://www.blogger.com/profile/11652611911008390574noreply@blogger.com5