Sabtu, 02 September 2017

BELAJAR BERDAGANG, YUK


Berdagang adalah profesi yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang pedagang. Istri beliau, Khadijah Radhiyallahu Anha juga seorang pedagang yang sukses. Sebagian besar shahabat juga berprofesi sebagai pedagang. Dan beliau memuji serta mendoakan pedagang. Lalu, bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan anak-anak kita? Seberapa pentingkah belajar berdagang bagi anak? Mungkinkah anak usia dini kita ajarkan berdagang? Marilah kita lihat ulasan berikut.

Berdagang dan Anak Usia Dini
Perdagangan adalah satu urusan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kesehariannya dapat dipastikan bahwa anak melihat proses perdagangan itu berlangsung. Tatkala ibunya mengajaknya ke pasar atau ke warung untuk berbelanja. Atau sekedar ia memanggil tukang jajan yang lewat di depan rumah. Mereka tidak hanya melihat namun terlibat dalam kegiatan perdagangan. terlebih apabila orang tua si anak memang berprofesi sebagai seorang pedagang. Sebelum kita membicarakan lebih lanjut tentang fungsi dan manfaat berdagang bagi Anak Usia Dini, marilah kita cermati bersama, bagaimana karakteristik anak Usia Dini.
Anak Usia Dini, menurut pendapat beberapa ahli pendidikan, adalah anak-anak yang berada dalam kisaran usia hingga tujuh tahun. Meskipun ada yang berpendapat bahwa usia dini itu di bawah antara 5-6 tahun, namun mereka sepakat bahwa Golden Age atau Usia Keemasan berlangsung hanya hingga usia 4-5 tahun. Yaitu masa yang sangat menentukan pembentukan karakter dan dasar-dasar keilmuan bagi seorang anak. Masa dimana seluruh aspek perkembangan anak, berkembang dengan sangat pesat, yang meliputi 3 aspek kemampuan dasar yaitu motorik (fungsi gerak tubuh), kognitif (fungsi otak), bahasa. Dan 2 aspek pembentukan perilaku yang meliputi nilai moral agama dan sosial-emosional.
Cara yang paling tepat untuk memberi pembelajaran anak pada masa ini adalah melalui learning by doing atau  hands on learning. Rasa ingin tahu mereka yang besar akan terpenuhi bila kita memberi kesempatan kepada mereka untuk memberdayakan seluruh indera mereka. Melihat, mengamati, mencoba dan menyentuh langsung setiap obyek yang menarik perhatian mereka akan memuaskan keingintahuan mereka. Mereka juga belajar dengan cara meniru atau mengimitasi apa yang mereka lihat atau dengar.
Proses perdagangan yang dikemas dalam bentuk permainan dalam komunitas yang cukup besar, akan sangat menarik perhatian mereka. Anak akan terkesan dengan kegiatan ini. Dan akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi anak untuk memaknai perdagangan sebagai suatu proses kegiatan yang menyenangkan. Serta memberikan stimulasi bagi mereka untuk mengembangkan diri dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan mereka.

Fungsi Bermain Perdagangan Bagi Anak Usia Dini
Coba kita amati anak-anak yang sedang dalam rentang usia dini saat bermain. Apa yang kita lihat saat kita menyediakan di area bermain mereka seperangkat permainan untuk berdagang? Secara alamiah, mereka akan memainkan peran berdagang, sesuai dengan tahap usia dan pengalaman mereka. Anak yang terbiasa diajak ke warung atau berbelanja di pasar, akan berbeda perilakunya dengan anak yang terbiasa diajak ke mal. Dan akan berbeda pula dengan anak yang orang tuanya memiliki warung atau pedagang. Anak seorang pedagang akan terlihat sangat luwes melayani pembeli, saat mereka mengambil peran sebagai pedagang dalam permainannya. Bagaimana mereka membungkus makanan, bagaimana mereka menghitung dan memberikan uang kembalian, dan sebagainya.
Dari gambaran diatas, dapat kita temukan beberapa hal dari fungsi bermain berdagang pada anak. Aspek-aspek perkembangan anak akan terasah melalui bermain perdagangan, antara lain sebagai berkut :
1.      Fungsi motorik
Dengan belajar berdagang, anak harus aktif bergerak, memberdayakan motoriknya untuk membeli atau menjual dagangan. Membungkus makanan atau mengambil lembaran memerlukan keterampilan motrik halus dan fokus mata. Berjalan menuju tempat perdagangan, mengangkat dan menjinjing belanjaan, adalah sebagian dari gerakan motorik kasar. Dan sebagainya.
2.      Fungsi kognitif
Dalam berdagang, anak belajar memahami konsep hitungan seperti menghitung jumlah uang secara sederhana, mengenal mata uang, belajar konsep sebab akibat, belajar untuk berfikir logis dan memecahkan masalah.
3.      Fungsi bahasa
Saat bermain perdagangan, secara otomatis anak akan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan bahasa yang dipahami oleh teman-temannya
4.      Fungsi sosial-emosional
Dalam permainan ini, anak harus dapat menahan diri untuk memerankan fungsi sosial emosionalnya dengan baik. Mereka harus antri untuk berbelanja. Atau mau mengalah dan menerima peran sebagai pedagang atau pembeli. Mau berbagi tugas dan pearalan permainan. Atau bahkan membantu teman.
5.      Fungsi nilai moral keagamaan
Peran guru atau orang tua dalam menanamkan nilai-nilai dan adab berdagang, sehingga mereka dapat langsung menerapkannya dalam permainan. Seperti menjadi pedagang dan pembeli yang amanah. Tidak boleh mengurangi timbangan. Berbuat kasih sayang dan sopan saat berdagangan, dan sebagainya.
Dalam permainan ini, peran guru atau orang tua adalah sebagai motivator, fasilitator dan penengah yang obyektif saat terjadi perselisihan, dan sebagai teman bermain. Sehingga anak menemukan hikmah dan pelajaran dalam permainannya.

Tips Melaksanakan Bermain Perdagangan dengan Anak Usia Dini
Ada beberapa tips yang perlu Anda terapkan saat ingin melaksanakan permainan perdagangan pada Anak Usia Dini sebagai berikut :
1.      Ajarkan pada anak untuk memahami cara-cara berdagang seperti yang diajarkan oleh Rasulullah. Seperti berdagang dengan jujur dan amanah. Tidak boleh mengurangi timbangan. Pedagang dan pembeli harus bermuamalah dengan ramah dan sikap yang santun. Pembelajaran ini bisa dilakukan melalui membacakan buku cerita tentang cara Rasulullah  dan para shahabat berdagang.
2.  Rencanakan untuk membuat  permainan perdagangan secara riil bersama anak. Misalnya membuat pasar tradisional, berdagang sebagai pedagang asongan atau bentuk perdagangan yang lain. Ajarkan pada anak konsep mata uang dan nilai uang. Gunakan uang yang sebenarnya, bukan uang mainan, saat mengadakan proses perdagangan ini.
3.    Libatkanlah anak untuk mempersiapkan segala keperluan untuk berdagang. Seperti apa yang akan dijual, peralatan apa yang dibutuhkan. Gunakan peralatan yang sederhana. Arahkan anak untuk menentukan barang dagangan yang menarik bagi mereka. Kalau perlu, libatkan anak dalam mengetahui jumlah anggaran.
4.      Buatlah juga pembagian tugas untuk anak. Ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli. Beri pengertian bahwa semua tugas itu penting. Penjual tidak akan berarti bila tanpa pembeli. Dan pembeli tidak akan mendapatkan barang kebutuhan bila tanpa penjual.
5.    Undanglah kakak kelas di SD, apabila di sekolah Anda memiliki jenjang SD. Atau undanglah orang tua/wali murid untuk datang sebagai pembeli atau sekedar sebagai pengamat.
6.      Tetapkan aturan permainan dan libatkan anak dalam membuat peraturan tersebut. Ingatkan anak untuk selalu mentaati peraturan yang sudah mereka buat sendiri dan disepakati bersama.
7.  Setelah acara selesai, mintalah anak untuk membantu berbenah sesuai dengan kemampuan mereka. Jangan terlalu memaksakan pada anak untuk membenahi sepenuhnya. Karena mereka juga sudah kelelahan dengan kegiatan perdagangan ini.
8.    Ajaklah anak untuk melakukan evaluasi kegiatan  yang sudah dilaksanakan. Evaluasi ini dapat berupa tanya jawab tentang barang apa saja yang terjual, siapa saja yang datang untuk membeli, atau bahkan berapa banyak uang yang berhasil dikumpulkan.
9.   Ajaklah anak untuk membuat laporan kegiatan singkat dalam bentuk tertulis pada pertemuan berikutnya. Baik itu berupa gambar, menjawab kuisioner yang disampaikan guru, ataupun memberikan keterangan lisan kemudian guru membantu mengaktualisasikan dalam bentuk tulisan. Hal ini merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengecek daya ingat anak dan kesan anak terhadap kegiatan yang telah dilakukan.

Pelaksanaan bermain perdagangan bersama anak ini sebaiknya dilakukan di luar ruangan. Akan lebih berkesan apabila kegiatan ini dilaksanakan satu hari pembelajaran, dimana dalam satu hari tersebut, anak hanya melakukan permainan perdagangan tanpa ada kegiatan pembelajaran yang lain. Jadi, persiapan sebaiknya dilakukan sehari sebelumnya. Sehingga anak merasa puas bermain dan menemukan sesuatu yang sangat berarti bagi perkembangan mereka selanjutnya.

Semoga dengan permainan perdagangan yang terencana dengan baik seperti tersebut diatas, akan menjadi langkah awal bagi Anak Usia Dini untuk menyerap ilmu perdagangan. Agar kelak menjadi pedagang yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. 


Note :
Tulisan ini telah diterbitkan di majalah Anak Sholeh
edisi Januari 2017
sengaja Penulis upload di Blog 
agar dapat dibaca oleh lebih banyak orang dan lebih bermanfaat