Berdagang adalah profesi yang
dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah seorang pedagang. Istri beliau,
Khadijah Radhiyallahu Anha juga seorang pedagang yang sukses. Sebagian besar shahabat juga
berprofesi sebagai pedagang. Dan beliau memuji serta mendoakan pedagang. Lalu, bagaimana
dengan kita? Bagaimana dengan anak-anak kita? Seberapa pentingkah belajar
berdagang bagi anak? Mungkinkah anak usia dini kita ajarkan berdagang? Marilah
kita lihat ulasan berikut.
Berdagang dan Anak Usia Dini
Perdagangan adalah satu urusan yang tidak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam kesehariannya dapat dipastikan bahwa
anak melihat proses perdagangan itu berlangsung. Tatkala ibunya mengajaknya ke
pasar atau ke warung untuk berbelanja. Atau sekedar ia memanggil tukang jajan
yang lewat di depan rumah. Mereka tidak hanya melihat namun terlibat dalam
kegiatan perdagangan. terlebih apabila orang tua si anak memang berprofesi sebagai seorang pedagang. Sebelum kita membicarakan lebih lanjut tentang fungsi dan
manfaat berdagang bagi Anak Usia Dini, marilah kita cermati bersama, bagaimana
karakteristik anak Usia Dini.
Anak Usia Dini, menurut pendapat
beberapa ahli pendidikan, adalah anak-anak yang berada dalam kisaran usia
hingga tujuh tahun. Meskipun ada yang berpendapat bahwa usia dini itu di bawah
antara 5-6 tahun, namun mereka sepakat bahwa Golden Age atau Usia Keemasan berlangsung hanya hingga usia 4-5
tahun. Yaitu masa yang sangat menentukan pembentukan karakter dan dasar-dasar
keilmuan bagi seorang anak. Masa dimana seluruh aspek perkembangan anak,
berkembang dengan sangat pesat, yang meliputi 3 aspek kemampuan dasar yaitu
motorik (fungsi gerak tubuh), kognitif (fungsi otak), bahasa. Dan 2 aspek
pembentukan perilaku yang meliputi nilai moral agama dan sosial-emosional.
Cara yang paling tepat untuk memberi
pembelajaran anak pada masa ini adalah melalui learning by doing atau hands on learning. Rasa ingin tahu
mereka yang besar akan terpenuhi bila kita memberi kesempatan kepada mereka
untuk memberdayakan seluruh indera mereka. Melihat, mengamati, mencoba dan
menyentuh langsung setiap obyek yang menarik perhatian mereka akan memuaskan
keingintahuan mereka. Mereka juga belajar dengan cara meniru atau mengimitasi
apa yang mereka lihat atau dengar.
Proses perdagangan yang dikemas dalam bentuk
permainan dalam komunitas yang cukup besar, akan sangat menarik perhatian mereka.
Anak akan terkesan dengan kegiatan ini. Dan akan menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi anak untuk memaknai perdagangan sebagai suatu proses kegiatan
yang menyenangkan. Serta memberikan stimulasi bagi mereka untuk mengembangkan
diri dengan cara yang sesuai dengan karakteristik dan tingkat perkembangan
mereka.
Fungsi Bermain Perdagangan Bagi Anak Usia Dini
Coba kita amati anak-anak yang sedang dalam rentang usia dini saat bermain. Apa
yang kita lihat saat kita menyediakan di area bermain mereka seperangkat
permainan untuk berdagang? Secara alamiah, mereka akan memainkan peran
berdagang, sesuai dengan tahap usia dan pengalaman mereka. Anak yang terbiasa
diajak ke warung atau berbelanja di pasar, akan berbeda perilakunya dengan anak
yang terbiasa diajak ke mal. Dan akan berbeda pula dengan anak yang orang
tuanya memiliki warung atau pedagang. Anak seorang pedagang akan terlihat
sangat luwes melayani pembeli, saat mereka mengambil peran sebagai pedagang
dalam permainannya. Bagaimana mereka membungkus makanan, bagaimana mereka menghitung dan memberikan uang kembalian, dan sebagainya.
Dari gambaran diatas, dapat kita
temukan beberapa hal dari fungsi bermain berdagang pada anak. Aspek-aspek
perkembangan anak akan terasah melalui bermain perdagangan, antara lain sebagai
berkut :
1.
Fungsi
motorik
Dengan belajar berdagang, anak harus aktif bergerak, memberdayakan
motoriknya untuk membeli atau menjual dagangan. Membungkus makanan atau
mengambil lembaran memerlukan keterampilan motrik halus dan fokus mata. Berjalan
menuju tempat perdagangan, mengangkat dan menjinjing belanjaan, adalah sebagian
dari gerakan motorik kasar. Dan sebagainya.
2.
Fungsi
kognitif
Dalam berdagang, anak belajar memahami konsep hitungan
seperti menghitung jumlah uang secara sederhana, mengenal mata uang, belajar
konsep sebab akibat, belajar untuk berfikir logis dan memecahkan masalah.
3.
Fungsi
bahasa
Saat bermain perdagangan, secara otomatis anak akan
menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan bahasa yang dipahami oleh
teman-temannya
4.
Fungsi
sosial-emosional
Dalam permainan ini, anak harus dapat menahan diri untuk
memerankan fungsi sosial emosionalnya dengan baik. Mereka harus antri untuk
berbelanja. Atau mau mengalah dan menerima peran sebagai pedagang atau pembeli.
Mau berbagi tugas dan pearalan permainan. Atau bahkan membantu teman.
5.
Fungsi
nilai moral keagamaan
Peran guru atau orang tua dalam menanamkan nilai-nilai dan adab
berdagang, sehingga mereka dapat langsung menerapkannya dalam permainan.
Seperti menjadi pedagang dan pembeli yang amanah. Tidak boleh mengurangi
timbangan. Berbuat kasih sayang dan sopan saat berdagangan, dan sebagainya.
Dalam permainan ini, peran guru atau
orang tua adalah sebagai motivator, fasilitator dan penengah yang obyektif saat
terjadi perselisihan, dan sebagai teman bermain. Sehingga anak menemukan hikmah
dan pelajaran dalam permainannya.
Tips Melaksanakan Bermain Perdagangan dengan Anak Usia Dini
Ada beberapa tips yang perlu Anda
terapkan saat ingin melaksanakan permainan perdagangan pada Anak Usia Dini
sebagai berikut :
1.
Ajarkan
pada anak untuk memahami cara-cara berdagang seperti yang diajarkan oleh
Rasulullah. Seperti berdagang dengan jujur dan amanah. Tidak boleh mengurangi
timbangan. Pedagang dan pembeli harus bermuamalah dengan ramah dan sikap yang
santun. Pembelajaran ini bisa dilakukan melalui membacakan buku cerita tentang
cara Rasulullah dan para shahabat
berdagang.
2. Rencanakan
untuk membuat permainan perdagangan
secara riil bersama anak. Misalnya membuat pasar tradisional, berdagang sebagai
pedagang asongan atau bentuk perdagangan yang lain. Ajarkan pada anak konsep
mata uang dan nilai uang. Gunakan uang yang sebenarnya, bukan uang mainan, saat
mengadakan proses perdagangan ini.
3. Libatkanlah
anak untuk mempersiapkan segala keperluan untuk berdagang. Seperti apa yang
akan dijual, peralatan apa yang dibutuhkan. Gunakan peralatan yang sederhana.
Arahkan anak untuk menentukan barang dagangan yang menarik bagi mereka. Kalau
perlu, libatkan anak dalam mengetahui jumlah anggaran.
4.
Buatlah
juga pembagian tugas untuk anak. Ada yang berperan sebagai penjual dan pembeli.
Beri pengertian bahwa semua tugas itu penting. Penjual tidak akan berarti bila
tanpa pembeli. Dan pembeli tidak akan mendapatkan barang kebutuhan bila tanpa
penjual.
5. Undanglah
kakak kelas di SD, apabila di sekolah Anda memiliki jenjang SD. Atau undanglah orang tua/wali murid untuk datang sebagai pembeli atau sekedar sebagai pengamat.
6.
Tetapkan
aturan permainan dan libatkan anak dalam membuat peraturan tersebut. Ingatkan
anak untuk selalu mentaati peraturan yang sudah mereka buat sendiri dan disepakati bersama.
7. Setelah
acara selesai, mintalah anak untuk membantu berbenah sesuai dengan kemampuan
mereka. Jangan terlalu memaksakan pada anak untuk membenahi sepenuhnya. Karena
mereka juga sudah kelelahan dengan kegiatan perdagangan ini.
8. Ajaklah
anak untuk melakukan evaluasi kegiatan
yang sudah dilaksanakan. Evaluasi ini dapat berupa tanya jawab tentang barang apa saja yang terjual, siapa saja yang datang untuk membeli, atau bahkan berapa banyak uang yang berhasil dikumpulkan.
9. Ajaklah
anak untuk membuat laporan kegiatan singkat dalam bentuk tertulis pada
pertemuan berikutnya. Baik itu berupa gambar, menjawab kuisioner yang disampaikan guru, ataupun memberikan keterangan lisan kemudian guru membantu mengaktualisasikan dalam bentuk
tulisan. Hal ini merupakan cara terbaik yang dapat dilakukan untuk mengecek
daya ingat anak dan kesan anak terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
Pelaksanaan bermain
perdagangan bersama anak ini sebaiknya dilakukan di luar ruangan. Akan lebih
berkesan apabila kegiatan ini dilaksanakan satu hari pembelajaran, dimana dalam satu hari
tersebut, anak hanya melakukan permainan perdagangan tanpa ada kegiatan pembelajaran yang lain. Jadi, persiapan sebaiknya
dilakukan sehari sebelumnya. Sehingga anak merasa puas bermain dan menemukan
sesuatu yang sangat berarti bagi perkembangan mereka selanjutnya.
Semoga dengan permainan
perdagangan yang terencana dengan baik seperti tersebut diatas, akan menjadi
langkah awal bagi Anak Usia Dini untuk menyerap ilmu perdagangan. Agar kelak
menjadi pedagang yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Note :
Tulisan ini telah diterbitkan di majalah Anak Sholeh
edisi Januari 2017
sengaja Penulis upload di Blog
agar dapat dibaca oleh lebih banyak orang dan lebih bermanfaat